Dugaan Keracunan Massal di Kota Bogor, Hasil Lab Temukan Bakteri Berbahaya Pada Makanan

banner 468x60

Kota Bogor,Kabarpakuan.id – Pemerintah Kota Bogor merilis hasil pemeriksaan laboratorium terkait kasus dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa dan guru dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SPPG Bosowa Bina Insani. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan secara langsung temuannya di Rumah Dinas Wakil Wali Kota, pada Senin, 12 Mei 2025.

“Pagi ini saya menerima hasil pemeriksaan dari laboratorium Kota Bogor. Dari sejumlah sampel makanan yang masih tersisa saat kejadian, ditemukan kandungan bakteri Salmonella dan E. Coli,” ujar Dedie pada Senin (12/5).

Makanan yang terindikasi terkontaminasi adalah ceplok telur berbumbu barbeque dan tumis tahu serta toge. Berdasarkan informasi, ceplok telur tersebut dimasak malam hari dan baru didistribusikan siang harinya.

“Kemungkinan ada persoalan pada SOP penyajian atau distribusi makanan, meskipun kita belum bisa memastikan detail soal distributor dan kondisi bahan makanan saat pengolahan,” katanya.

Selain sampel makanan, Dedie mengungkapkan bahwa pemeriksaan juga dilakukan terhadap air dan sampel biologis dari tubuh siswa. Hasil lengkap dari pemeriksaan lanjutan tersebut diharapkan keluar pada sore hari.

Hingga saat ini, tercatat 213 orang terdampak, meningkat dari data sebelumnya sebanyak 210 orang. Sebanyak 12 siswa masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Kota Bogor.

Dedie menyebutkan bahwa kondisi para siswa berangsur membaik, meski beberapa masih mengeluhkan gejala seperti lemas, mual, dan pusing.

Dalam penanganan kasus ini, Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) sejak Kamis lalu.

“Penetapan KLB kami lakukan untuk memastikan seluruh biaya pengobatan bisa ditanggung melalui APBD, termasuk bagi siswa yang tidak memiliki BPJS atau asuransi kesehatan,” tegas Dedie.

Ia pun menekankan pentingnya penguatan SOP dan pengawasan distribusi makanan dalam program-program serupa ke depan.

“Ini harus jadi perhatian serius semua pihak. Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali,” tutup Dedie.

(Heri)

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *