Bogor,Kabarpakuan.id – Pemerintah Kota Bogor terus berupaya menangani persoalan kenakalan remaja melalui pendekatan pembinaan yang lebih terstruktur dan solutif.
Salah satu langkah konkret yang kini disiapkan adalah Program Pembinaan Anak Bermasalah yang akan dilakukan di lingkungan militer.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim meninjau langsung kesiapan barak militer di Markas Batalyon Infanteri 315/Garuda yang akan digunakan sebagai lokasi pelatihan pada Minggu (1/6).
Dalam peninjauan tersebut, Wali Kota didampingi oleh Dandim 0606/Kota Bogor Letkol Inf Dwi Agung Prihanto, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Kepala Dinas Sosial Kota Bogor, serta Danyonif 315/Garuda Letnan Inf Bistok Barry Obaja Simarmata selaku tuan rumah.
Wali Kota Dedie menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk tindak lanjut dari arahan Gubernur Jawa Barat dalam menangani remaja yang mengalami gangguan perilaku atau sulit dikendalikan oleh orang tua.
Ia menegaskan bahwa pendekatan yang digunakan bersifat preventif dan solutif, bukan represif.
“Saya bersama Pak Dandim 0606 dan Danyon 315 meninjau kesiapan tempat pelatihan pembinaan bagi anak-anak yang membutuhkan bimbingan. Kita tidak berharap anak-anak Kota Bogor sampai harus menjalani pembinaan di barak militer, tapi kita juga realistis bahwa ada anak-anak yang sudah sulit dikendalikan orang tua. Maka kami siapkan program ini, sebagai opsi terakhir dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan terstruktur,” jelas Dedie, Minggu (1/6).
Barak Yonif 315/Garuda diketahui mampu menampung hingga 100 peserta dalam satu gelombang pelatihan.
Para peserta nantinya akan mendapatkan pelatihan kedisiplinan, pembentukan karakter, serta bimbingan mental dan sosial dari pelatih TNI, dengan tetap melibatkan unsur pendidikan, psikologi, dan perlindungan anak.
Pendaftaran program ini nantinya akan difokuskan melalui Dinas Pendidikan Kota Bogor, dengan sistem seleksi berdasarkan rekomendasi orang tua yang menyatakan sudah tidak mampu membina anaknya secara mandiri.
“Kami ingin menghindari konflik di masyarakat, jadi pendekatannya adalah pendaftaran sukarela dari orang tua. Ini jauh lebih aman dan efektif,” kata Dedie.
Dedie menambahkan, program akan diawali dengan menyasar siswa tingkat SMA, mengingat durasi pembinaan yang direncanakan selama dua minggu.
“Untuk siswa SMP apalagi SD, kami pertimbangkan kembali karena dampak psikologisnya bisa lebih berat,” ujarnya.
Sementara itu, Dandim 0606/Kota Bogor Letkol Inf Dwi Agung Prihanto menjelaskan bahwa kegiatan akan dibagi menjadi dua sesi: sesi pembelajaran formal yang akan tetap melibatkan guru, dan sesi bimbingan serta pengasuhan oleh pelatih dari Yonif 315.
“Bimbingan akan berjalan dari pagi hingga malam. Ini adalah pendidikan karakter berbasis kedisiplinan yang bertujuan membentuk mental positif dan tangguh bagi para remaja,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan bahwa barak Yonif 315 saat ini menjadi satu-satunya lokasi yang siap digunakan di wilayah Kota Bogor. Namun, jika program ini berkembang dan jumlah peserta meningkat, pihaknya membuka kemungkinan untuk menjalin kerja sama dengan lembaga militer lain seperti Pusdikzi.
Saat ini, Pemkot Bogor tengah memfinalisasi perhitungan teknis dan anggaran. Program dijadwalkan mulai berjalan pada pertengahan tahun 2025, dengan estimasi pelaksanaan pertama pada bulan Juni atau Juli.
(Heri)