Pintu Sekolah Terbuka Lebar: GAWE 2025 di Bogor Tegaskan Komitmen Pendidikan Inklusif untuk Semua

banner 468x60

Bogor, Kabarpakuan.id – Suasana pagi yang sejuk di kawasan Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (21/6), semakin semarak dengan kehadiran ratusan anak disabilitas beserta keluarganya dalam kegiatan Global Action Week for Education (GAWE) 2025.

Acara yang dipusatkan di area Car Free Day depan Gate 4 Stadion Pakansari ini menjadi momen penting untuk meneguhkan komitmen bersama dalam mewujudkan pendidikan inklusif untuk semua.

Kegiatan GAWE merupakan kampanye tahunan berskala global yang diinisiasi oleh Konsorsium Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI). Untuk kedua kalinya, Yayasan Diffable Action Indonesia (YDAI) dipercaya sebagai tuan rumah setelah sukses menggelar kegiatan serupa di lokasi yang sama pada tahun 2018.

GAWE 2025 kali ini berlangsung bertepatan dengan rangkaian peringatan Hari Jadi Bogor ke-543, yang semakin memperkuat makna kegiatan. Lebih dari 200 anak difabel dari berbagai jenjang usia  mulai dari PAUD hingga lulusan SMA  turut ambil bagian. Mereka berasal dari beragam latar belakang disabilitas seperti daksa, rungu, netra, autisme, ADHD/hiperaktif, slow learner, speech delay, hingga disabilitas grahita.

Meski malam sebelumnya hujan mengguyur wilayah Bogor dan udara pagi itu cukup dingin, semangat para peserta dan keluarganya tak surut untuk hadir dan berpartisipasi. Rangkaian kegiatan diawali dengan Senam Inklusi, dilanjutkan dongeng inspiratif bersama Kak Anshori dan Kak Leni, serta berbagai permainan edukatif interaktif yang dirancang agar anak-anak merasa nyaman, terlibat aktif, sekaligus termotivasi.

Ketua Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, menegaskan bahwa pendidikan adalah hak dasar semua anak, termasuk anak-anak dengan disabilitas. Ia mengapresiasi kehadiran perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Bogor, Dudi, dan perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Susi, yang hadir menunjukkan dukungan pemerintah daerah terhadap pendidikan inklusif.

“Kita harus membuka akses seluas-luasnya untuk anak-anak difabel agar dapat bersekolah di sekolah formal, termasuk sekolah inklusi,” tegas Ubaid. Ia juga mengungkapkan, data Komisi Nasional Disabilitas (KND) menunjukkan baru sekitar 4 persen anak disabilitas yang berhasil mengakses pendidikan formal di Indonesia.

“Momen GAWE ini harus menjadi dorongan kuat agar Kabupaten Bogor bisa menjadi contoh dalam menyediakan pendidikan setara, aman, dan bebas diskriminasi,” lanjutnya.

Senada dengan itu, Ketua Umum YDAI, Teguh, menegaskan pentingnya pengawalan bersama terhadap kebijakan pendidikan inklusif.

“Semua anak berhak mendapatkan akses pendidikan layak tanpa terkecuali. Pemerintah telah mengamanatkan Pendidikan Dasar 12 Tahun Gratis, dan kita harus pastikan itu berjalan inklusif dan menjangkau anak-anak difabel,” ujar Teguh.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pengurus JPPI, Agus Susilo, juga mengingatkan bahwa pendidikan adalah kunci transformasi sosial.

“Negara wajib menyediakan pendidikan berkualitas, ramah anak, dan inklusif, termasuk bagi saudara-saudara kita penyandang disabilitas. Kami mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan judicial review terkait kewajiban negara menyediakan pendidikan gratis 12 tahun di sekolah negeri maupun swasta,” jelas Agus.

Komitmen pemerintah daerah untuk pendidikan inklusif juga disampaikan langsung oleh Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Susi. Ia mengungkapkan bahwa Dinas Pendidikan akan terus mendorong terwujudnya pendidikan inklusi di Kabupaten Bogor.

“Insya Allah, tahun 2026 kami ingin membangun Unit Layanan Disabilitas (ULD) agar pelayanan untuk anak-anak inklusif berjalan optimal tanpa diskriminasi. Dalam PPDB tahun ini, jika usia dan zonasinya sesuai, anak difabel kami terima, bahkan kami siapkan Guru Pendamping Khusus. Anak-anak ini adalah bagian dari kita semua, dan kita harus ciptakan lingkungan yang mendukung mereka berkembang dan mandiri,” papar Susi.

Sementara itu, perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Bogor, Dudi, membacakan sambutan Kepala Dinas Sosial yang menegaskan bahwa pendidikan inklusif adalah hak dasar semua anak.

“Melalui pendidikan inklusi, kita membuka akses setara bagi semua peserta didik, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus, dari berbagai latar belakang budaya, sosial, dan ekonomi. Kegiatan ini adalah langkah nyata membangun sistem pendidikan yang merangkul keberagaman dan menghargai perbedaan,” ucapnya.

Sebagai bentuk komitmen nyata, seluruh peserta yang hadir, mulai dari pengurus JPPI dan YDAI, pejabat Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan, para guru sekolah inklusi, guru Sekolah Luar Biasa (SLB), hingga orang tua anak disabilitas, membubuhkan tanda tangan dukungan pada tiga poster besar bertuliskan Pendidikan Inklusif untuk Semua. Poster tersebut menjadi simbol perjuangan bersama dalam mengawal hak-hak pendidikan anak difabel.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk KADIN Kabupaten Bogor dan Forum UMKM Kabupaten Bogor yang turut memfasilitasi penyelenggaraan acara.

Ketua Koordinator Nasional JPPI, Ubaid, menutup kegiatan dengan harapan besar.

“Pendidikan Inklusif untuk Semua adalah jalan menuju masyarakat yang lebih adil, ramah, dan sejahtera. Negara wajib hadir dan memastikan itu terwujud,” pungkasnya.

Dengan momentum GAWE 2025, Kabupaten Bogor diharapkan dapat menjadi pelopor di tingkat nasional dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif, aman, setara, dan berkeadilan, khususnya bagi anak-anak penyandang disabilitas.(***)

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *